“Tolong
antarkan aku...”
“Kemana?”
“Singgasana
Terindah”
“Aku
tak bisa lakukan itu”
“Kamu
pasti bisa! Aku yakin itu...”
“Tidak,
aku tak bisa antarkanmu kesana, tidak mungkin”
“Kalau
begitu, jadilah petunjuk jalan bagiku...”
“Apa
bedanya dengan mengantarkanmu...?”
...
“Ada
banyak jalan menuju apa yang kau mau
Semua
jalan ini sangat memukau
Menarik
banyak orang untuk melewatinya
Jika
kau mau, cobalah...
Kenalilah
jalan ini
Ikuti
petunjuk jalannya
Tapi
ingat...
Berhati-hatilah
dalam melangkah
Karena
setiap langkahmu adalah penentu hidupmu
Apa
yang ada di depan sana...
Belum
tentu yang terbaik untukmu
Cermati
apa yang kamu pilih
Karna
hanya satu pesanku, sebagai petunjuk jalan bagimu
Jalan
yang akan kau hadapi nanti
Mungkin...
Tidak
semudah yang sedang kau jalani sekarang
Atau
mungkin sebaliknya
Karena
disini semuanya membutuhkan kesabaran
Keikhlasan
Kegigihan
yang sungguh-sungguh
Ingatlah...
Jika
telah sampai langkahmu
Kau
akan melihat...
Satu
titik cahaya terang keemasan yang bersinar lembut
Menyinari
jalan di depanmu
Mendekatlah,
dan teruslah mendekat...
Sampai
akhirnya kau dapat raih cahaya itu
Carilah...
Dan
temukan kuncinya...
Bukalah
sesuatu yang terkunci itu...
Dan
masuklah
Disanalah...
Singgasana
yang kau harapkan”
“Singgasana
Keimananmu”