Sabtu, 09 Maret 2013

Singgasanaku


“Tolong antarkan aku...”
“Kemana?”
“Singgasana Terindah”
“Aku tak bisa lakukan itu”
“Kamu pasti bisa! Aku yakin itu...”
“Tidak, aku tak bisa antarkanmu kesana, tidak mungkin”
“Kalau begitu, jadilah petunjuk jalan bagiku...”
“Apa bedanya dengan mengantarkanmu...?”
...
“Ada banyak jalan menuju apa yang kau mau
Semua jalan ini sangat memukau
Menarik banyak orang untuk melewatinya
Jika kau mau, cobalah...
Kenalilah jalan ini
Ikuti petunjuk jalannya
Tapi ingat...
Berhati-hatilah dalam melangkah
Karena setiap langkahmu adalah penentu hidupmu
Apa yang ada di depan sana...
Belum tentu yang terbaik untukmu
Cermati apa yang kamu pilih
Karna hanya satu pesanku, sebagai petunjuk jalan bagimu
Jalan yang akan kau hadapi nanti
Mungkin...
Tidak semudah yang sedang kau jalani sekarang
Atau mungkin sebaliknya
Karena disini semuanya membutuhkan kesabaran
Keikhlasan
Kegigihan yang sungguh-sungguh
Ingatlah...
Jika telah sampai langkahmu
Kau akan melihat...
Satu titik cahaya terang keemasan yang bersinar lembut
Menyinari jalan di depanmu
Mendekatlah, dan teruslah mendekat...
Sampai akhirnya kau dapat raih cahaya itu
Carilah...
Dan temukan kuncinya...
Bukalah sesuatu yang terkunci itu...
Dan masuklah
Disanalah...
Singgasana yang kau harapkan”
“Singgasana Keimananmu”

Jumat, 01 Maret 2013

kau kah itu?



Kaukah itu?
Seorang gadis kecil yang kurus, hitam, dekil dan jelek?
Kaukah kini?
Bidadari cantik hitam manis, rapi, dan anggun, dengan segala keramahan di wajahmu?
Haiii...
Kau kini begitu berbeda, berbeda. Ya. Kau membuatku bingung dengan perasaanku saat ini
Hatiku selalu berdebar disaat kau hanya melintas beberapa saat di hadapanku
Kau kah yang rabunkan mataku dengan silaunya keramahanmu?
Kau bagaikan bunga di antara seribu satu duri yang tajam, kau yang mengikatku dengan perasaan ini, kau.
Tak habis pikir ku rasakan mengapa dengan hati ku ini,
Begitu terangkah sinar kedamaian di wajahmu itu, hingga kini mampu terangi sisi dunia gelap masa lalumu?
Ataukah aku yang selalu menganggapmu seperti orang-orangan sawah yang tak pernah aku anggap keberadaanmu?
Maafkanlah, cukuplah ku tahu sekarang, kau lah pengikat hati dan jiwaku, kaulah itu, ya.
Tak cukup kata untuk mengungkapkan perasaanku ini,
Ku tahu kau mengerti bagaimana inginku
Diamlah,
Janganlah kau pergi disaat ku mulai mendekat
Tak akan pernah ku menyakitimu, tak akan pernah.
Percayalah
Aku kan menjagamu untuk semua hal yang akan terjadi
Akan ku jaga perasaan ini, hanya untukmu
Pasti,, :-)